Semua orang pastinya sudah tahu keindahan pulau Flores yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir banyak orang yang mayoritas dibicarakan oleh wisatawan mancanegara. Tetapi, tempat-tempat wisata yang dibicarakan itu hanyalah sebagian kecil dari begitu banyaknya keindahan yang sangat mahal untuk terlewatkan. Wisata tersembunyi yang memanjakan mata dan membuat rindu siapapun yang pernah mengunjunginya salah satunya adalah "Taman Wisata Rohani Wolowio" yang berlokasi di puncak Gunung Ata Gae, Wolowio, Bajawa.
Sewaktu saya duduk di bangku sekolah menengah, pernah sekali saya kesana. Rencananya kami ingin mencoba untuk menikmati sunrise yang pastinya indah jika dilihat dari puncak gunung. Sialnya, karena udara begitu dingin dan berkabut, kami tidak bisa menikmati perjalanan kali itu dan berakhir dengan kedinginan dan kehujanan. Rasanya begitu kecewa hanya memandang patung Bunda Maria yang menjulang tinggi dan pembuatannya belum rampung dan pulang dengan perasaan campur aduk serta kecapaian.
Ketika saya kembali ke Flores untuk liburan kuliah semester 1, saya sama sekali tidak berniat untuk melakukan perjalanan ke Wolowio lagi. Berhubung ada pengalaman mengecewakan yang menyelimuti ingatan sewaktu kesana. Suatu ketika, sewaktu pulang dari salon bersama kedua teman saya, terbesit keinginan dalam diri saya untuk pergi ke Wolowio karena cuaca sedang cerah dan sebentar lagi matahari akan terbenam. Kedua teman saya menyetujuinya, dan akhirnya kami pergi berempat dengan saudara saya.
Perjalanan yang cukup ekstrim, karena kami melakukan pendakian dengan menggunakan sepeda motor. Beberapa kali hampir terpeleset dan jatuh sampai-sampai saya mengomel sepanjang jalan , menyalahkan pemerintah yang belum juga membangun jalan yang baik menuju ke tempat wisata. Tetapi, semuanya terbayar ketika sampai di puncak gunung itu. Kali itu, saya berteriak dengan gembira, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen yang diinginkannya. Kami tiba tepat saat matahari mulai terbenam. Luar biasa indah. Hari itu saya percaya bahwa tak ada yang bisa menandingi kuasa tangan Tuhan. Inilah keindahan yang sesungguhnya.
Dari puncak gunung, kami bisa melihat hamparan lautan indah Aimere dan bukit-bukit kecil yang mulai menghitam karena matahari mulai bersembunyi. Saking terpananya dengan pemandangan yang kami dapatkan, kami semua lupa untuk berdoa di depan patung Bunda Maria dan patung Renya Rosari di bukit yang bersebelahan dengan bukit dimana patung Bunda Maria berdiri.
Rasanya tidak ingin berlalu dari keindahan di sore itu. Semuanya seperti harta karun yang baru dibuka dari petinya. Luar biasa. Saya merasa terpuaskan. Inilah beberapa foto yang diabadikan pada saat itu. Keindahan nyata, ciptaan Tuhan.